Antara Agus Harimurti Yudoyono dan Purna Praja - Kajian Pemerintahan

Friday, September 23, 2016

Antara Agus Harimurti Yudoyono dan Purna Praja


Hiruk pikuk pemilihan DKI 1 semakin menarik untuk diamati. Setelah skenario anak tangga PDIP dengan mengusung Ahok


Sekarang Skenario Anak Tangga tersebut kembali dipraktekan oleh Demokrat dengan mengusung Agus Hari Murti Yudoyono (AHY).

Terkait dengan pengusungan AHY dan Silvi oleh partai Demokrat, PKS, PPP dan PKB beragam tanggapan yang muncul, mulai dari yang mengganggap hal tersebut sebagai blunder, tetapi ada juga yang menyatakan akan memilih AHY untuk DKI 1.

Penunjukan AHY oleh Koalisi yang digagas di cikeas menjadi catatan tersendiri yang perlu dicermati. Sang putra mahkota harus melepas statusnya sebagai perwira TNI dengan segala prestasi yang dimiliki. Pengorbanan yang besar ini tentunya telah diperhitungkan dengan matang oleh SBY ataupun Demokrat.  Keputusan ini adalah momentum yang tepat untuk AHY terjun dalam dunia politik. Prestasi yang dimiliki selama pendidikan dan dinas di TNI adalah modal untuk mendongkrak popularitas AHY. Seandainyapun kalah di DKI, tentunya Demokrat sudah menyiapkan rumah yang nyaman untuk putra mahkota. Tentunya untuk tahun 2019 tidak akan sulit baginya untuk meraih salah satu kursi di Senayan. Maka pencalonan AHY sebagai DKI 1 merupakan langkah dianak tangga pertama untuk menapak anak-anak tangga berikutnya yang ada diatasnya.

Banyak yang memandang ini sebagai bentuk melanggengkan politik dinasti, Kalau hanya sebatas politik Dinasti tentunya SBY cukup menunjuk Ibas, putra mahkota yang sudah lebih dahulu terjun kepolitik. Tanpa harus mengorbankan karir meliter AHY.

Teori kepemimpinan menjelaskan bahwa pemimpin itu merupakan bakat lahir, dan disisi lain merupakan pembentukan melalui pendidikan dan pengkaderan. Menurut hemat saya AHY memiliki keduanya. Selain bakat lahir yang diwariskan dari SBY, disisi lain jiwa kepemimpinan AHY juga dibentuk selama pendidikan dan dinas kemeliteran di TNI dengan pangkat perwira menengah. Kedua hal tersebut semestinya akan mampu membentuk AHY menjadi pemimpin yang negarawan.

Demikian halnya dengan Purna Praja, diajarkan ilmu pemerintahan, dilatih jiwa kepemimpinan dan diterjunkan dalam dunia pemerintahan yang sebenarnya dengan status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sekarang popular dengan sebutan ASN.  Secara keilmuan dan praktek Purna Praja sudah di suapin tentang pemerintahan dan kepemimpinan. Bagaimana dengan bakat lahir?. Tentunya tidak sedikit juga diantara ribuan purna praja yang mempunyai bakat kepemimpinan terutama yang diwariskan oleh orang tua mereka yang juga pemimpin dimasanya.

Persamaan AHY dan Purna Praja adalah sama-sama dididik dilembaga pendidikan unggulan, sebagian Purna Praja Sudah Berani keluar dari Zona nyaman, masuk ke percaturan politik dengan resiko melepas jabatan sama seperti AHY. Tentunya pertarungan tersebut Ada yang menang dan ada juga yang kalah.

Sedangkan perbedaan AHY dengan sebagian purna praja adalah, AHY disiapkan dan di kaderkan oleh orang tua, purna praja bergerak mandiri. AHY jika kalah dalam pilkada DKI, sudah ada rumah nyaman partai Demokrat yang menanti. Purna Praja jika kalah dalam pertarungan politik siap-siap gigit jari jika tidak mempersiapkan Plan B maka akan beresiko tinggi terhadap anak-anak dan istri.

Oleh karena itu maka banyak purna praja bersikap realistis dan tetap berada dizona nyaman dengan status sebagai Pegawai Negeri, walau diyakini bahwa purna praja punya potensi yang tidak kalah hebat dengan  AHY.  
Bravo, selamat kepada AHY dan selamat kepada Purna Praja yang bertarung dan berkompetensi dalam perebutan kepala daerah 2017. BNEB

#kajian pemerintahan
#Pilkada DKI
#Rahmat Hollyson











Bagikan artikel ini

Artikel Menarik Lainnya

Silakan tulis komentar Anda

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)